Pada pengujian triaksial (triaksial test ) ini dapat digunakan benda uji dengan diameter kira-kira 3,5
cm dan tinggi 2 kali diameter. Benda uji dimasukkan ke dalam selubung karet
tipis dan diletakkan ke dalam tabung kaca. Biasanya, ruang di dalam tabung
diisi dengan air atau gliserin. Benda uji mendapatkan tegangan sel (σ3), dengan jalan
memberikan tekanan pada cairan dalam tabung. Udara kadang-kadang dapat
digunakan sebagai media untuk penerapan tegangan selnya (tegangan kelilingnya).
Alat pengujian dihubungkan dengan pengatur drainase ke dalam maupun ke luar
dari benda uji. Gaya aksial diberikan melalui bagian atas benda ujinya.
Tegangan
σ1 disebut tegangan utama mayor, tegangan σ3 disebut tegangan
utama minor. Tegangan utama tengah σ2 = σ3, merupakan tegangan
keliling atau tegangan sel. Karena tinjauan hanya dua dimensi, tegangan σ2 sering tidak diperhitungkan.
Tegangan yang terjadi dari selisih σ1 dan σ3
disebut
tegangan deviator atau beda tegangan. Regangan aksial diukur selama pemberian
tegangan deviatornya. Selama proses penambahan regangan akan mendeformasikan
tampang melintang benda uji, untuk itu dilakukan koreksi penampang.
Pengujian triaksial
dibedakan atas 3 cara yakni :
a.
Pengujian triaksial tidak terkonsolidasi dan tidak
terdrainase (UU), pengukuran tanpa mengukur tekanan air pori (SNI 03-4813-1998)
b.
Pengujian triaksial terkonsolidasi dan tidak terdrainase
( CU), dilakukan pengukuran tekanan air pori
c.
Pengujian triaksial terkonsolidasi dan terdrainase (CD),
tekanan air pori dijaga agar tidak menigkat selama pengujian. Hasil yang
diperoleh adalah kuat geser tegangan efektif ( SNI-03-2455-1991).
Dewasa ini,
uji geser triaksial (triaksial test) adalah uji yang paling dapat diandalkan untuk menentukan
parameter tegangan geser. Uji ini telah digunakan secara luas untuk keperluan
pengujian biasa ataupun untuk keperluan riset.